standingonthesideoflove.org – Pada pertengahan Maret 2025, anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Raphaël Glucksmann, menyerukan agar Amerika Serikat (AS) mengembalikan Patung Liberty kepada Prancis. Glucksmann berpendapat bahwa kebijakan pemerintahan AS saat ini, terutama di bawah Presiden Donald Trump, tidak lagi mencerminkan nilai-nilai yang diwakili oleh patung tersebut.
Dalam sebuah konvensi politik gerakan Place Publique, Glucksmann menyatakan bahwa AS tampaknya tidak lagi menghargai simbol kebebasan yang diwakili oleh Patung Liberty. Ia menyoroti kebijakan AS yang dianggap berpihak pada tiran dan pemecatan peneliti yang menuntut kebebasan ilmiah. Glucksmann juga mengkritik pemotongan anggaran penelitian di AS dan mendorong pemerintah Prancis untuk menarik para ilmuwan AS agar bekerja di Prancis.
Sebagai tanggapan, Gedung Putih menolak tegas permintaan tersebut. Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menekankan bahwa AS tidak akan mengembalikan patung tersebut dan mengingatkan bahwa Prancis seharusnya berterima kasih atas bantuan AS selama Perang Dunia II. Leavitt menyatakan bahwa tanpa bantuan AS, Prancis mungkin akan berbicara dalam bahasa Jerman saat ini.
Patung Liberty, yang diresmikan pada 28 Oktober 1886 agia-marina-donkeyrescue, merupakan hadiah dari rakyat Prancis kepada AS untuk memperingati 100 tahun Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Patung ini dirancang oleh seniman Prancis, Auguste Bartholdi, dan telah menjadi simbol kebebasan serta harapan bagi banyak orang.
Meskipun seruan Glucksmann bersifat simbolis dan tidak ada rencana nyata untuk memulangkan patung tersebut, pernyataannya menyoroti ketegangan diplomatik antara AS dan sekutu Eropanya terkait perbedaan pandangan politik dan kebijakan internasional.